Jumat, 23 Mei 2008

Kerajinan kayu

Kerajinan Kayu

Perajin yang satu ini memulai usaha kerajinan kayunya pada tahun 2001 dengan membuat mebel, seperti : meja kursi, alamari, rak dan lain-lain. Sebetulnya bagus juga usaha mebel tersebut karena tidak sepi pesanan. Dari banyaknya pesanan tersebut dia mengembangkan usahanya dengan membuat aneka kerajian dari kayu, yang secara implisit produknya berukuran lebih kecil bila dibandingkan dengan mebel. Dialah Abdul Rahman yang punya nama usaha NANDA FURNITURE beralamat di Kuweni 1 Rt.02 Rw.21, Timbulharjo, Sewon, Bantul Yogyakarta.

Di aneka kerajinan kayu, bagi Abdul Rahman ini bukan merupakan sesuatu yang baru, dia sudah punya banyak referensi masalah perkayuan, apalagi sejak remaja sudah berkecimpung di kerajinan mebel. Abdul Rahman yang kelahiran Jepara yang terkenal dengan mebelnya, sudah ada sekitar 20 nama produk dengan berbagai ukuran yang telah dibuat oleh suami Istiningsih warga Bantul ini. Produk-produk NANDA FURNITURE antara lain : Badray, baki polding, baki lengkung dan masih banyak produk lain yang dibuatnya. Sebagai bahan baku yang digunakan yaitu kayu sono keling yang berasal dari Dlingo dan Gamplong Sleman, “Sebab kayu tersebut mempunyai warna serat yang artistik”, Pada akhir tahun 2004 Abdul Rahman di beri kesempatan oleh Pem Kab Bantul untuk membuka showroom di Pasar Seni Gabusan menempati Los. 11 Kav 9.

Untuk memperkenalkan produknya dia mengikuti pameran di Jakarta, ISI Jogja dan juga lewat gethok tular. Cara ini ternyata sangat efektif. Tidak lama kemudian pesanan selalu saja ada, dan hingga saat ini termasuk kewalahan untuk memenuhinya. Harga yang ditawarkan oleh NANDA FURNITURE relatif terjangkau masyarakat, yaitu dari Rp 35.000 hingga Rp 110. 000. Produknya dibuat sangat halus dan didukung oleh finishing yang sempurna. Dampak dari itu adalah banyak buyers asing yang sering mengambil produk di tempatnya. Buyers itu dari Korea dan Australia, Pasaran lokal Bali, Jepara dan Yogyakarta.

Menurut perajin yang sarat pengalaman di bidang kerajinan kayu ini modal awal untuk membuka usahanya dari nol rupiah. Karena berkat ketekunan dan kejelian dalam mengelola usahanya, maka usahanya pun tetap eksis hingga sekarang dan justru terus berkembang. Kini dia dibantu oleh 13 karyawan tetap dan 8 karyawan harian mampu memproduksi 2000 pcs perbulannya dan omset mencapai Rp. 8 sampai Rp. 10 juta tiap bulannya.



Tidak ada komentar: